Apakah hanya aku yang merasakannya?
keresahan yang mengusik diamku.
Keresahan yang melukis nyata bayang bayang ketakutan.
Akankah aku masih beriman esok hari?
semua tak bisa ku pastikan.
apalah aku? hanya seorang yang berjubah dosa yang merasa besar dan terkadang lupa diri. padahal aku sangat jauh dari kata baik.
pernahkah kauendengar tentang seorang hafidz yang meninggal dalam keadaan tak beriman. sehingga tinggalah ayat yang menghinakan dirinya yang ia hafal.
jika sang hafidz sajaa tak bisa menjaga imannya. apalagi aku? sang pendosa yang dengan terkatung-katung memohon belas kasih Sang Pencipta.
Usia ku semakin menua..
Tapi, kedewasaanku tak tumbuh secara sempurna. karena memang tua belum tentu dewasa, dan dewasa tak harus menunggu tua.
Banyak sekali hal berharga yang terlewat.
ia pamit tanpa izin.
ah. bukan.
melainkan aku yang membiarkannya pergi begitu saja..
Sekarang,
di usia senjaku, aku melemah penuh dosa.
Akankah Ia akan mengampuniku di sisa senjaku.
Akankah ketakutanku menjadi nyata pada malam nanti.
Saat Gerhana, Super Moon Dan Blue moon terjadi pada malam yang sama? malam yang seharusnya aku anggap indah.
tapi Sebuah ketakutan Akan pintu pengampunan yang akan Tertutup dengan sempurna terus menghantuiku
Karena bulan justru berbalik arah ke Timur. Sehingga esok pagi mataharipun Terbit dari barat.
Sekarang, di ujung Senjaku.
aku hanya bisa berharap aku bisa menyelesaikan hari ini dengan baik, dengan amalan paling indah. dengan amalan paling ikhlas.
sehingga esok pagi, saat matahari terbit dari tempat yang tak seharusnya. aku bangun dalam ketenangan tanpa penyesalan dan ketakutan yang saat ini akurasakan.
***
Sungguh, Rasulullah SAW Takut Akan Gerhana
[sumber: http://googleweblight.com/?lite_url=http://nabimuhammad.info/rasulullah-takut-akan-gerhana-tapi-umatnya-malah-menyepelekan/&ei=Rarm0Poy&lc=id-ID&s=1&m=493&host=www.google.co.id&ts=1517396765&sig=AOyes_TVd4mZt2_qo3TpTVhZRfj-Padd-w]
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba hambaNya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdoa dan memohon ampun kepada Allah.”
An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:
Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat.
Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah.
Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat.
Siapa yang tahu peristiwa ini ternyata adalah tanda datangnya bencana atau adzab ? Atau tanda semakin dekatnya hari kiamat, misalnya dengan semakin lemahnya tembok yang mengukung Ya’juj dan Ma’juj ? Atau akan semakin keringlah sungai Eufrat di Iraq ?
Sesungguhnyam, ada ‘pesan’ apakah yang hendak disampaikan Allah Ta’ala dari peristiwa gerhana ini ?
Tidak patutlah umat Nabi Muhammad menyambut gerhana [ matahari atau bulan ] dengan suka cita. Karena tuntunan Rasulullah menyuruh kita untuk menghadapi gerhana dengan mempertebal keimanan, dan terus menerus berzikir mengingat Allah. Kita tidak tahu bencana apa sesungguhnya yang tengah menanti kita, tapi kita pasrahkan semuanya kepada Allah Ta’la.
Perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya. Dan bukannya malah berpikir untuk foto selfie atau mengagumi peristiwa gerhana itu sendiri.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)
Wallahu a’lam bishowab
Menulis untuk rindu. Berbagi untuk cinta. cerita untuk keduanya. Karena semuanya tentang kita adalah istimewa.
Rabu, 31 Januari 2018
Selasa, 23 Januari 2018
Lirik Mars UIN Raden Intan Lampung
Bersatu padu
Membangun Negeri
wujudkan Cita-cita mulia
Insan Berakhlakul Karimah
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Al-Qur'an dan Sunnah pedoman kita
Kuatkan Jiwa islam yang Kaffah
Junjung Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin
Cita kampus kebanggaan Menjadi yang terdepan
UIN Raden Intan
Universitas Kebanggan kita
Wujudkan Karya Yang Nyata
Menuju Negeri Adil Sejahtera
Bersatu padu
Membangun Negeri
wujudkan Cita-cita mulia
Insan Berakhlakul Karimah
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Al-Qur'an dan Sunnah pedoman kita
Kuatkan Jiwa islam yang Kaffah
Junjung Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin
Cita kampus kebanggaan Menjadi yang terdepan
UIN Raden Intan
Universitas Kebanggan kita
Wujudkan Karya Yang Nyata
Menuju Negeri Adil Sejahtera
Membangun Negeri
wujudkan Cita-cita mulia
Insan Berakhlakul Karimah
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Al-Qur'an dan Sunnah pedoman kita
Kuatkan Jiwa islam yang Kaffah
Junjung Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin
Cita kampus kebanggaan Menjadi yang terdepan
UIN Raden Intan
Universitas Kebanggan kita
Wujudkan Karya Yang Nyata
Menuju Negeri Adil Sejahtera
Bersatu padu
Membangun Negeri
wujudkan Cita-cita mulia
Insan Berakhlakul Karimah
Universitas Islam Negeri Raden Intan
Al-Qur'an dan Sunnah pedoman kita
Kuatkan Jiwa islam yang Kaffah
Junjung Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin
Cita kampus kebanggaan Menjadi yang terdepan
UIN Raden Intan
Universitas Kebanggan kita
Wujudkan Karya Yang Nyata
Menuju Negeri Adil Sejahtera
Langganan:
Postingan (Atom)
KITA
Kita begitu Romantis.. Bahkan bisa jadi lebih romantis dari mereka yangg terlihat Romantis.. Duhai cinta, Sering Ku bisikkan namamu ke b...
-
Bersatu padu Membangun Negeri wujudkan Cita-cita mulia Insan Berakhlakul Karimah Universitas Islam Negeri Raden Intan Al-Qur'an dan...
-
RESUME BUKU MENUJU JAMA’ATUL MUSLIMIN (TELAAH SISTEM JAMAAH DALAM GERAKAN ISLAM) OLEH : FATIH RUKHAMA Judul Asli : At...
-
Kita begitu Romantis.. Bahkan bisa jadi lebih romantis dari mereka yangg terlihat Romantis.. Duhai cinta, Sering Ku bisikkan namamu ke b...